Liburan dari semester genap ke ganjil memang selalu lebih lama, dan liburan kali ini aku bebas dari kejenuhan yang biasanya menghinggap selama liburan. Betapa senangnya diriku waktu mendapat ajakan dari
Dinar
untuk main ke bogor. Persiapan juga Cuma 1 minggu, langsung aja heboh ngebayangin berjalan kesana-kemari. Maklum…belum pernah kesana.
Bogor itu kota hujan, tapi bersyukur pas kami ada di Bogor, predikat kota hujan sedang pindah ke Lampung.Cerita backpaker wannabe pun dimulai tanggal 23 juni, Perjalanan ke Bogor kami tempuh dengan NAIK DAMRI. Itu kenapa aku menyebutnya backpaker wannabe, emang ada backpaker naik damri?? Namanya juga wannabe. Tadinya berniat naik bus biasa dan transit di bakauheni dan merak, tapi mengingat kami nggak tau mana-mana, jadi milih cari aman saja. Dan alasan lain adalah karena kami ingin sekali naik kereta api. Banyak sekali orang diluar sana yang sudah sangat biasa naik angkutan umum itu, tapi di lampung kami nggak pernah tuh naik kereta api. (SSt..ini juga gara-gara tergila-gila dengan kisah petualangan 5 orang sahabat di novelnya Donny Dhirgantoro—5cm) Begitu sampai di Gambir jam 5 pagi, kami sholat dan beli tiket pakuan express. Kenapa pilih pakuan ekspress?? Karena setelah browsing berhari-hari, kereta yang nyaman dan cepat itu ya pakuan. Ternyata benar, kereta pakuan di jadwalkan berangkat pukul 7.15. Dan tepat waktu, kereta datang, tadinya kami sempat salah naik kereta, untung saja sadar. Hah..terlihat sekali kami ini nggak tau apa-apa, tapi kami beruntung, orang yang kami temui adalah orang-orang baik. Itu makanya ku bilang, sebenarnya orang baik itu banyak. Tapi juga harus tetap waspada bukan??
Dengan beli Tiket Pakuan ekspress yang harganya Rp. 11.000 sudah cukup cepat sampai di stasiun bogor yaitu sekitar 45 menit, ini berbeda kalau kita naik kereta ekonomi yang tiketnya hanya Rp 2500,kalau ac ekonomi harga tiketnya Rp.5.500. Tinggal pilih sesuai isi kantong kita. Beda pakuan ekspress dengan ac ekonomi baru aku tau setelah main ke jakarta beberapa hari kemudian saat ke PRJ 2010. Kalau ac ekonomi, keretanya berhenti di tiap stasiun-stasiun kecil, kalau pakuan, langsung berhenti di stasiun bogor. Pagi itu kereta ternyata sepi, mungkin karena kami melawan arus, kebanyakan penumpang datang dari Bogor ke Jakarta.
Begitu sampai di stasiun Bogor yang bangunannya masih arsitektur belanda, langsung deh foto-foto. Sindrom narsis akut tetep belum hilang. Tujuan kami di Tanah baru kec. Bogor, sesuai petunjuk, naik angkot 05, berhenti di swalayan ada, di situ bakal di jemput sama ning, temen sma dinar yang kuliah di AKA. Ning itu orangnya ramah, intinya enak bergaul dengan dia, dia suka bercerita panjang lebar dengan dinar, seperti kawan lama yang lama tak bertemu (emang iya). That was our journey to bogor. Dan hari itu, dari pagi sampai sore di isi dengan tidur-dan tidur. Mengisi energi untuk hari berikutnya.
Apa kalian pernah melakukan perjalanan ke Bogor juga?
No comments:
Post a Comment