Maaf meminjam namamu untuk tulisan-tulisanku. Tidak mencintaimu lagi tidak menjadikanku lupa tentang semuanya. Maaf, aku tetap saja melihatmu sesekali,walau kadang dengan tatapan acuh. Meski waktu membawa cintaku ke masa yang tidak akan kembali, karena melihatmu hampir setiap hari tetap saja mengingatkan ku akan rasa hati ini. Aku mengingat tapi hatiku sudah tidak merasakan apa-apa kecuali ketidakpedulian, entahlah, bisa disebut seperti itu atau tidak. Apakah hal-hal seperti ini bisa disebut egois? tetap menuliskan tentang kamu, tapi sudah tidak peduli?
Maafkan aku karena masih saja menyebut-nyebut namamu saat aku bilang penantianku selesai. Apakah aku terkesan memanfaatkanmu untuk jadi sumber inspirasi?
Jika kau bosan membaca kata-kata yang tak penting ini, tunggu aku menemukan seseorang yang lain, yang mampu membuat aku menuliskan sesuatu, hanya dengan melihatnya. Jika kau risih, sekali lagi, aku cuma meminta ini, sesederhana ini, biarkan aku pinjam namamu, untuk tulisan-tulisanku. Itu saja.
No comments:
Post a Comment